18 November 2022

Ngeludruk TKDN Ala Cak Mustofa

Cak Mustofa

TKDN bukan hal menarik bagi semua orang, meskipun ini merupakan bentuk keberpihakan negara kepada rakyatnya sebagai salah satu cara meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, memberdayakan usaha kecil dan mikro, memberi kesempatan seluas-luasnya kepada tenaga kerja Indonesia. Lebih tidak menariknya lagi, TKDN memberikan tambahan pekerjaan baru bagi orang tertentu namun tidak dibarengi dengan insentif atau tambahan penghasilan. Oleh karena tidak menariknya itulah maka tulisan ini pun tidak tertarik membahasnya. Lalu mengapa dijadikan bagian dalam judul tulisan? Cak Mustofa lah biangnya😄.

Dengan membawa tekanan batin yang mendalam😂, Bapak Mustofa, S.Sos. yang lebih girang disapa Cak Mus atau Cak Mustofa memaksakan diri membahas salah satu materi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. Tekanan batin itu jelas nyata tersampaikan ketika beliau kerap menyindir kepada pelaksana kegiatan karena hanya mengalokasikan waktu satu hari untuk membahas TKDN yang menurut pengakuannya butuh waktu paling tidak dua hari penuh.

Cak Mustofa bersama peserta Bimtek TKDN
Adalah di hari Jumat, hari penuh berkah di tanggal 18 November 2022, Cak Mustofa diundang untuk memberikan bimbingan perhitungan TKDN bagi pegawai di Bagian Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Kota Bontang. Hiruk-pikuk TKDN mulai menyeruak sejak Presiden mengeluarkan Instruksi Nomor 2 Tahun 2022 pada tanggal 30 Maret 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 

Cak Mustofa bersama peserta Bimtek TKDN
Sebelum mengeluarkan Instruksi tersebut, dalam Arahan Presiden kepada Menteri, Kepala Lembaga, Kepala Daerah dan Badan Usaha Milik Negara tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali pada tanggal 25 Maret 2022, Presiden melontarkan ujaran "Bodoh sekali kita klo nggak melakukan ini" jika tidak konsisten membeli barang yang diproduksi pabrik-pabrik kita, industri-industri kita, UKM-UKM kita. Meskipun agak sarkastis, ujaran Presiden tersebut hendaknya dijadikan cermin prilaku bagi sebagian aparatur pemerintah agar tidak menggunakan uang rakyat untuk memperkaya orang asing.

Bahkan ujaran "bodoh sekali kita" dalam maskud yang sama beberapa kali diulang Presiden dalam berbagai kesempatan, misalnya dalam pengarahan Presiden pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara pada tanggal 22 Juni 2022, Presiden Jokowi mengatakan:

"Bodoh sekali kita. Maaf. Kita ini pinter-pinter, tapi kalau cara seperti ini, bodoh sekali kita. Saya harus ngomong apa adanya,"

Agar tidak larut dalam kebodohan sebagaimana maksud Presiden di atas, maka Cak Mustofa berkenan hadir di Balikpapan membawa segepok ilmu TKDN untuk dibagi-bagikan kepada peserta bimbingan teknis. Setiap narasumber dalam sebuah kegiatan wajib memiliki daya pesona tersendiri agar tidak menjadi beban peserta, terlebih menjadi cemoohan apalagi sasaran perundungan di media sosial, ataupun bahan gosipan peserta yang alih-alih mendapatkan berkah ilmu, malah menabung dosa gratisan yang bahkan tidak diminati para pemburu barang gratisan. Ternyata Cak Mustofa pun memiliki pesonanya sendiri dengan gaya khas ala Surabaya, daerah asalnya. Jika Cak Kartolo dikenal sebagai Sang Legenda asal Surabaya sukses mementaskan Ludruk dalam iringan syair Jula Juli Guyonan, maka Cak Mustofa pada hari ini pun sukses mementaskan Ludruk dalam syair TKDN yang heboh itu. 

Cak Mustofa bersama Kepala UKPBJ Kota Bontang

Meskipun syair TKDN tidak bisa dituntaskan dalam tempo sehari, tapi gaya Cak Mustofa cukup sukses menyampaikan pesan agar tidak berhenti sampai di sini. Masih bersedia diundang di kesempatan lain😄.

Jika masih ada yang bertanya, apa itu TKDN, maka di penutup ini penulis jelaskan bahwa TKDN adalah lagu lama yang tidak diminati di masa lalu dan kini diungkit dan diaransemen kembali karena ada kisah-kasih yang belum tandas😄.

Balikpapan, 18 November 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar